Dear X

konten 1
konten 2
konten 3
GEOGRAFI (3) cita-cita (1) (1)

Kamis, 06 Oktober 2016

Kota Petir ???

Daerah Dengan Petir Terbanyak Di Indonesia

Daerah cibinong bogor, jawa barat, tercatat memiliki aktivitas petir terbanyak dalam Guinness book of record. Tahun 1988, stasiun cuaca local mencatat 322 kali kejadian petir, normalnya hanya 80 kali dalam 1 tahu. Energy yang dihasilkan oleh satu sambaran petir dapat mencapai 55 kilo watt jam.

Christoper Colombus- kikir?

- Columbus Waterpark (Mutiara Gading, Bekasi)
- Columbus cafe, Ancol
- columbus cash & credit ELECTRONIC & FURNITURE
- Columbus, nama kota di Amerika Serikat, negara bagian Ohio

heran banget, ga sedikit nama mengabadikan nama Columbus. Ga tau apa, kalo dia itu kejam dan kikir orangnya? Penjelajah dan Penemu benua Amerika..
Orang tersebut berpengaruh di dunia karena kekejamannya... jadi pas dia karena pernah gagal ekspedisi, untuk menebus kesalahannya menjadikan beberapa orang India (budak) ke negaranya. Ckckck
di USA, Columbus, masuk ke negara bagian Ohio

Senin, 25 Juli 2016

Jika seorang anak tidak dibimbing?

Apa jadinya jika seorang anak tidak dibimbing? Tentu ia akan meraba-raba.. dan bisa jadi menjadi orang "polos" seumur hidupnya...atau mungkin sebaliknya.

Apa jadinya jika seorang anak itu orangtuanya kurang memberikan materilnya? Berbeda dengan anak orang kaya yang mendapatkan materil tapi minim bimbingan. Kalo bahasa nyebelinnya "apes banget tuh anak".

Seorang ayah yang seharusnya membimbing anaknya kemana perginya? Seorang ibu yang seharusnya memberikan perhatian dan kasih sayangnya kemana adanya?

Yang tertulis adalah rekaan, imajinasi anak itu. Bagaimana anak itu bisa belajar membedakan yang benar atau salah tanpa dibimbing? Ya, anak itu punya hati kecil yang bisa dia ajak bicara. Dia melihat kehidupan orang dewasa adalah kehidupan yang ingin dia hindari karena mereka tidak bertindak berdasarkan hati kecil mereka masing-masing. Atau mungkin, karena dosa menutup hati kecil mereka?

Aku tau sebuah pola, yang menyebabkan muslim negara ini menjadi lemah. Pada saat dulu mata lainku terbuka, dan aku coba menanyakan pada seseorang untuk membuktikan rekaan tersebut, kenyataannya memang benar. Mau kuberitahu pola itu?

Tidak ada yang memberitahuku pola tersebut, tentu saja ini observasi murniku sendiri.

Orang muslim borju di kota-kota jaman sekarang, memiliki anak sedikit dan kurang mendidiknya, tetapi melimpahkan materil cukup banyak. Anak-anak itu mendapatkan pelajaran hidup dari era digitalisasi entah dari TV maupun internet, serta medsos, pertemanan yang membentuk mereka. Guru di negara ini hanya formalitas--sisanya harus ikut les supaya nilai bagus sesuai ekspektasi orang tua.
Orangtua pergi pagi, pulang malam--terjebak dalam pola kemacetan kota--salah satu dampak pemusatan daerah bisnis di kota yang kita sebut CBD, tetapi tidak diimbangi oleh pemukiman dekat di sekitarnya.

Pola:
anak-anak orang borju ini sebenarnya memiliki bibit-bibit pintar. Karena bosan mereka bisa melakukan apa saja hingga penyimpangan (ingat mereka punya materi)--ke diskotik, mungkin hingga mencoba minuman berakohol dan jika parah banget bisa kena narkoba hingga freesex. Mereka mengatakannya itu "gaya hidup".
Setelah kapitalisme berkuasa di negara ini, menganut ajaran "manusia tidak pernah puas" (padahal semestinya puas didapatkan jika banyak bersyukur).
Akhirnya jika anak-anak ini sudah dewasa dan mendapatkan jabatan yang baik, mereka akan melakukan hal yang sama seperti orangtuanya lakukan (jika mereka tidak mendapatkan pencerahan untuk mendidik anak anak mereka berbeda seperti saat orangtua mereka mendidik mereka). Tapi hanya sekian persen anak-anak ini yang mendapatkan jabatan yang baik, sisanya melalui KONEKSI. Oleh karenanya nepotisme merebak (meskipun dalam beberapa hal nepotisme cukup baik jika ingin menjaring bibit bebet bobot berkualitas).
Ingat tentang pertanyaan, "Orang tua kamu kerja dimana? Sebagai apa?" itu termasuk cara menjaring koneksi.

Lalu bagaimana dengan anak-anak yang tidak borju? Ada 2 pilihan. Jika dia kuat dia akan mencapai level seperti orangtua anak-anak borju, tetapi bisa mendidik dengan baik--namun ada saja yang mementingkan materil. Pilihannya ada pada mindset "Gue mau kaya" atau tujuan "jika sudah menjadi kaya mau apa?"--rata-rata orang memilih kaya untuk diri sendiri bukan kaya untuk memberi pada orang lain. Kenapa ini terjadi?
1. Era globalisasi. Banyaknya barang membuat keinginan orang menjadi banyak "konsumtif" yang berakar pada cinta dunia--hukum kapitalisme memuat "manusia tidak pernah puas".
2. Gengsi. Pola pikir mengakar pada lingkungan berakibat mau tidak mau menjadi konsumtif. Padahal itu semua tergantung kitanya mainstream atau tidak.
3. Iman lemah. Ini karena pendidikan kurang menekankan hati kecil untuk mempelajari agama. Banyak doktrinasi yang ada orang yang bisa didoktrinasi tapi semakin lama akan ada orang yang muak dengan doktrinasi

Pada akhirnya kita semua akan setuju bahwa "kapitalisme" adalah racun dari kehancuran bibit-bibit muda negara ini. Mengakar dari ekonomi hingga pola pikir. Masa bodoh yang penting gue senang, memberhalakan uang atau materi sebagai alat pemuas. Padahal jika ditilik lagi barang (atau pun makanan) tidak akan memuaskan--tapi rasa syukurlah yang membuat kita puas.

Btw untuk makanan, kapitalisme sekarang lebih banyak "makanan". Padahal sebaiknya orang berhenti sebelum kenyang (hadist). Dengan sudah merasakan kenyang, sensitifitas pada lingkungan akan berkurang (sensifitas pada manusia lain, hewan, tumbuhan, ---anggaplah semesta).

Tidakkah ingat, bahwa tugas manusia pada mulanya adalah menjadi KHALIFAH di bumi?
Pada dasarnya jika memang demikan adanya, maka seharusnya setiap orang wajib hukumnya untuk belajar menjadi khalifah yang baik. Dan menjadi khalifah memiliki persyaratan tentunya.

Rabu, 20 Juli 2016

aku masih ingin...

UK.. Maudy Ayunda kuliah di lokasi Oxford

https://www.youtube.com/watch?v=aMtPiiocAzs

Illinois kelihatannya pilihan yang cukup bikin excited. Prof. Philip Kotler ngajar disana euy....bapak marketing modern. Ada jg td sempet baca literatur geografi fisik, yang bikin buku orang sana juga.. Wew. D kampus gue bikin buku itungan jari, disana udah kayak makanan sehari-hari. Iyalah beda sistem belajarnya dari masih kecil.

Konyol di Indo ini ya gitu, SD SMP SMA padet, semua dipelajari.. Gitu kuliah. Mendadak dunia jadi lega dan leyeh2.. Mestinya jaman sekolah dulu langsung aja sih ambil yang diminatin. Jadi ga buang-buang energi. Tauuk!

Selasa, 19 Juli 2016

19 Juli 2011

ada banyak topik yg belum tersentuh. Sejauh kita menutup mata, atau sejauh kita belum tau.. i hate study, yg saya lakukan bukan belajar, tapi mencari tau. I want to know the details

Lady, 19 Juli 2011. efbeh

Cuma gelas saja...harganya...

Halo pembaca kece! Minal aidin wal faidzin yaa semuanya! Maaf selama ini sering menjumpai postingan-postingan ga penting dari gue.. Wakakak :p

Well, kali ini gue bakalan ngomongin harga-harga yang membengkak ngeri dalam kurun waktu (nyaris) 3 tahun. Periode siapakah ini? (skip soal politik).

Gue barusan tadi ke toko buku Eu****, dan melihat harga gelas yang 2013 lalu kisaran Rp7.000 di Super****, jadi kemudian kisaran Rp30.000 tahun 2016 !! WHAT??! Bayangkan kenaikan 43%! *mau pingsan*

Ada apa dunia (Indonesia)?

Kalo dulu tahun 1998/1999 inflasinya 45,9%.... ini cuma lihat harga gelas aja, 43% (ini belum liat harga pangan dll). Sekedar informasi ini gelasnya sama merk & bahannya. Ada yang berani telusuri sampai produsennya kenapa harganya naik? Ini sungguh ironis.

Belakangan ini gue juga lihat di supermarket mulai jual produk (buah) Korea. Wah, MEA sudah dimulai ya bos? Gue baru ngeh.

Sampai kapan Indonesia menjajaki kolonialisme era baru?

Gue cuma mau bilang WOW tapi dibalik, jempol kebawah. Makasih banyak pemerintahku. Aku cinta negeriku tapi tidak cinta kamu. (evil).

Gak heran sih banyak yang mau tinggal di luar negeri, bro, sist. Tapi mereka sebenernya sedih, ingin tinggal di Indonesia ga dihargain, harga-harga juga tidak bersahabat. Sandang, pangan, papan utama, dan pendidikan. Gedein anak disini perjuangan banget yah. Gue salut sama yang ortunya bisa survive naik turun perjuangannya TAPI dengan UANG HALAL.

Jaman sekarang apa sih yang diliat orang semenjak ada era digital sosmed? EKSIS, GENGSI makin menjadi-jadi. Bukankah sudah pernah saya sebutkan:

2 hal yang menjadi BUMERANG kemajuan masyarakat Indonesia: (1)Budaya pamer; (2) Malas membaca (juga berpikir untuk memahami bacaan) ~Lady 

(untuk poin pertama implikasinya “menggelinding” jauuuuh dari pencarian nafkah halal enggaknya, sampe moralnya, sampe budayanya...sampai bedain yang ga baik sama yang baik).

Tingkatan-tingkatan hati: 

Senin, 11 Juli 2016

Rekomendasi Buku untuk (calon) Geografer

Dulu gue pernah cari tentang apa yang diperlukan seorang geografer? Dan dodolnya karena buku Esensi Geografi gue ilang, gue fotocopy lagi dari senior—tapi ga menemukan dimana itu tulisannya. Akhirnya setelah iseng (serius, iseng, gan!), nemu juga: 3 jenis mata pelajaran yang mutlak harus dikuasai dengan baik bagi setiap ahli geografià 1. Ilmu iklim; 2.ilmu geomorfologi; 3.ilmu pemetaan/kartografi.

Jadi, tulisan ini saya temukan lagi dari sekian banyak tulisan Prof. Dr. I Made Sandy yang berjudul “Pembentukan Seorang Geograf” di buku Geografi dan Penerapaannya Dalam Pembangunan Wilayah; terbitan tahun 1999 oleh Jurusan Geografi FMIPA-UI, Pusat Penelitian Geografi Terapan, Forum Komunikasi Geografi.

Buat kamu para geografer atau calon bakal geografer, gue rekomendasiin banget ini buku. Well, intip yuk daftar isinya:
1. Pembentukan Seorang Geografer (Prof. Dr. I Made Sandy)–disini saya harus mengkoreksi dari tata bahasa Indonesia, memang semestinya geografer bukan Geograf; geograf adalah alat, geografer adalah orang
2. SIG dan Peranannya (Prof. Dr. I Made Sandy)
3. Sumber Daya Tanah dan SIG (Prof. Dr. I Made Sandy)
4. Data Dasar dan Permasalahannya (Prof. Dr. I Made Sandy)
5. On Geographic Names of Indonesian Maps (Prof. Dr. I Made Sandy)
6. Analisis Geografi (Prof. Dr. I Made Sandy)
7.Penataan Ruang Dalam Pembangunan (Prof. Dr. I Made Sandy)
8.  Pantai dan Wilayah Sekitar (Prof. Dr. I Made Sandy)
9. Kota Pantai (Prof. Dr. I Made Sandy)
10. Pembangunan Wilayah (Prof. Dr. I Made Sandy)
11.Tepi Barat Pasifik dan Kemungkinannya (Prof. Dr. I Made Sandy)
12. Sandy, Tanah dan Pertanahan (Djoni Sukanta)
13. Kota, Apa Kata I Made Sandy (Widyawati)
14. Kenangan Terhadap Bapak I Made Sandy (Asmarul Amri)
15.  I Made Sandy Sebagai Pimpinan, Guru dan Teman (S.B. Silalahi)
16. Geografi Radikal dan Prof. I Made Sandy (Triarko Nurlambang)
17. Ketika Kepercayaan Masyarakat di Tingkat Regional Hilang (Raldi Hendro Koestoer)
18. Atlas Indonesia (Sukendra Martha) –dan sekarang sudah ada buku biografi Pak Sukendra Martha
19. Datum pada GPS (Supriatna)
20. Pendekatan Keruangan dalam Identifikasi Potensi Ekowisata (Darsono dan Taqyuddin)
21. Peranan LSM dalam Pencegahan, Penanganan dan Pemulihan Kualitas DAS (Daerah Aliran Sungai) (Taqyuddin)
22. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Pemantauan Tanah Kawasan Industri (M.H. Dewi Susilowati dan Tito Latif Indra)




Powered by mp3skull.com