Dear X

konten 1
konten 2
konten 3
GEOGRAFI (3) cita-cita (1) (1)

Minggu, 20 Desember 2020

Quarter Life Crisis

 qlc itu terjadi krn ga bener2 fiks dg keputusan sendiri sepertinya, dan ada byk faktor pasca sekolah yg mengubah jalan hidup kita.

kl aku dulu pernah qlc, qlc terjadi pasca kuliah, mungkin krn dulu sekolah kan terstruktur, tapi abis itu menyelami ke kehidupan nyata yg di luar sekolah/kul jadi gimanaa gituu.. seperti "welcome to the jungle".
kalo udh tau jelas yg dimau, dan mau ke arah mana hidup ini dbawa udah ga qlc lagi ,,hehe

Rabu, 16 Desember 2020

Anak Baru BBSDLP Kementan

Ini mengejutkan. Tapi membuatku excited. Baru aja pekan lalu aku dimasukkan ke grup watsapp Kementan (ada 3 grup berentetan: grup peneliti 2019, grup BBSDLP, grup kementan). Lalu mulai 2 hari lalu sudah di mess. Kemarin simbolis pembekalan dan orientasi. Hari ini pertama masuk kerja tapi masih orientasi sih... Senin besok dengerin Orasi Ilmiah. Baru pertama kali aku ngerasain excited bangeeeeet! Kayaknya ini passion aku dehh... dari jaman SD kan emang pengen jadi cendikiawan--lalu sekarang pintu gerbang CPNS sudah terlewati, yuhu! Tinggal sekarang manajemen diri aku, biar jadi cendikiawan super--alias PENELITI KREATIF dan INISIATIF.

Semoga aku bahagia terus disini, ya.. amiin yra. Targetku bisa jadi dosen juga di UI.

Selasa, 23 Juni 2020

enjoy & grateful

What are you enjoy at? banyak..tapi harus kupilah yang bermanfaat untukku kelak.

*Menulis jurnal syukur seperti hal-nya Dian Sastro setiap harinya.*

What are you grateful at?
aku bersyukur aku punya laptop walaupun lemot.
aku bersyukur masih di kemenkomarves, karena aksesnya mudah.
aku bersyukur masih bisa bergerak, walaupun skoliosis.
aku bersyukur masih bisa menggunakan otakku walaupun tidak semaksimal dulu, dan karenanya aku masih diberi kesempatan hidup.
aku bersyukur sandang dan panganku banyak dan bisa memilih yang aku suka.
aku bersyukur masih bisa kontekan walaupun hanya dengan seorang sahabat.
aku bersyukur punya banyak buku, walaupun uangku sempat habis karenanya.
aku bersyukur punya orangtua yang selalu mendoakanku, kukembalikan dengan berdoa untuk mereka.
aku bersyukur atasanku dan rekan kerjaku baik-baik, meskipun masih ada keluhan keluar dari mulut mereka, but they are fine.
aku pun bersyukur masih ada yang tertawa di kantor, dan aku pun mudah tertawa.
aku bersyukur kerjaanku tidak terlalu berat, hanya perlu fokus dan mempelajari isu (kasus) seperti inginku dulu.
aku bersyukur, masih bisa bahagia, karena bahagia itu pilihan.

Jumat, 15 Mei 2020

Sekilas EKONOMI ISLAM

Ekonomi Islam adalah cabang ilmu yg mempelajari metode untuk memahami dan memecahkan masalah ekonomi berdasarkan ajaran agama Islam. Perilaku rasional Islam menjadi dasar pembentukan suatu perekonomian Islam. Ada 3 hal pokok yang perlu dipahami sebagai tujuan hidup: Falah (keberuntungan jangka panjang dunia & akhirat); mashlahah (sebagai tujuan antara untuk mencapai Falah); permasalahan dalam mencapai Falah. Jika manusia menyadari pentingnya Falah, maka ia akan selalu berusaha mengelola sumberdaya yang ada untuk mencapai Falah. Namun, Falah hanya diperoleh jika ajaran Islam dilaksanakan secara kaffah. Ini kuncinya.

Nilai dasar ekonomi Islam adalah Adl, khilafah, dan Takaful. Ini juga kuncinya.
Kunci lainnya adalah perilaku antar manusia yang didasari "belum sempurna iman seseorang sebelum mencintai saudaranya melebihi cintanya pada diri sendiri." (Inti salah satu hadist).
Ini mempengaruhi perilaku ekonomi, yang mana nantinya termanifestasi dengan kegiatan-kegiatan ekonomi, dan menyebarkan nilai dasar ekonomi Islam ke penjuru dunia. Bisa jadi dasar peradaban Islam kuncinya adalah ekonomi Islam itu sendiri --yang dilahirkan melalui individu-individu muslim yg berpegang pada ajaran Islam secara kaffah.

Sumber dengan sedikit modifikasi: 2014. Ekonomi Islam/P3EI. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
*Buku ini ditulis oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerjasama dengan Bank Indonesia.

Kamis, 14 Mei 2020

Mudah dibodohi

Sekitar 2 bulan lalu sebelum pandemi covid19 ini merebak di Jakarta, aku berjibaku ke PGC hendak membenahi laptop. Kupikir orangnya ahli, mau kupercepat laptopnya, malah aku ditawari laptopnya.. mudah terpengaruh. Kulihat jarinya mengutak-utik bagian bawah laptop, untuk membuka baterai. Tidak tahunya dia merusak bantalan laptopku, tanpa aku mengerti apa yang dia lakukan di depan mata! Ya, Allah, kenapa aku ini jadi tolol banget.

Sekalian benerin hape OPPO yang aku beli di PGC juga kemarin dulu karena kasihan sama tukang counternya (tapi ternyata aku rugi karena banyak sebab), ketemu juga sama senior GEO yang ketemu untuk mengambil manfaat copy ArcGIS. Lucunya, saking kisminnya mungkin, duduk di JCo tanpa memesan apa-apa. Ya, cuma numpang duduk. Memalukan. Kupikir dia beli sesuatu ternyata tidak. Malah aku yang ditawari beli (tentu saja, pake kocek sendiri-lah).

Kenapa lingkaran sekitarku aneh gini ya... Introvert ku membuat aku tidak terlalu mengenal orang lain.... ataupun dekat kah, sehingga aku dibilang sombong....
Orang datang dan pergi padaku lebih banyak untuk mengambil manfaat.

Bulan ini ada 3 orang datang via watsapp, 4 kalau tambah marketing PAC kosmetik. Mereka semua mau minjem duit. Yang pertama, rekan kerja, si Dian yang dulu pernah cerita tentang keluarganya bokapnya cleaning service... (masih mending dia daripada gw, bokap gw ga kerja sejak kelas 6).
Yang lain lagi, anak paspampres minjem duit 10k buat ngeluarin duitnya yang kurang saldo di ATM.
Yang lain lagi ada anak yang dulu naksir gw (kata temen angkatan S2 dulu), udah nikah orangnya, nanya-nanya gw punya tabungan engga, finally gitu gw jawab tabungan abis buat beli buku, udah ga bales watsapp lagi--jelas ketahuan niatnya jelek. Yang lain lagi yang marketing PAC minjem 50k ke gw, yang kliennya. KONYOL. Kok orang-orang bermasalah ya, sama manajemen keuangan mereka sendiri? Jaman sekarang emang suka hedon ya orang, ngutang sana ngutang sini? Dan gw keliatan kaya gitu--dan bego, buat sebaik itu ngasih pinjam? Daripada minjemin mendingan ngasih ikhlas aja sekalian, daripada sakit hati ga dibalikin---tapi masa korona gini kita semua kan makan tabungan.

Dulu aku orangnya mudah kasihan sama orang. Sekarang, karena udah pengalaman banyak dibodohi orang, ternyata dunia ga sebaik kalau aku sebaik itu pada orang-orang, jadi realistis saja. Dan mulailah bersikap masa bodoh.

Perkara dosa, itu urusan belakangan, yang jelas jangan sampai diri kita dirugikan karena orang lain memanfaatkan belas kasihan kita! Pertanyaannya mereka emang peduli kalo kita butuh duit yang dibalikin itu? Toh nyatanya nunda-nunda terus. Ini pengalaman jaman gw di kantor, ada yang minjem 2 juta lebih, nunda-nunda balikinnya, untung gw kenal suaminya. Gw bilang aja biar segera istrinya selesein urusannya sama gw. Baru deh dibalikin. Kunyux kan!

Sekarang, lagi tren namanya reksadana. Eh, gue itung-itung, setahun baru dapet 1 juta itu kalo saldo yang lo deposit-in udah 100juta. inget 10% dan mekanisme cicil. Gue udah itung. Emang gila, sekarang nggaetnya menengah ke bawah, tapi pangsa pasar sebenernya mereka yang beneran untung adalah menengah ke atas. Menipu banget permainan finansial. Emang bener kata nyokap gue, orang kalo udah berhubungan dengan uang itu langsung berubah mengerikan.


Jumat, 10 April 2020

Kalau menunggu itu melelahkan

Kalau menunggu itu melelahkan, lebih baik, tetap terus berjalan, usaha dan psarah pada Allah SWT. Fokus memperbaiki diri. Teruslah bertumbuh, termasuk bersilahturahmi, diskusi bermanfaat, dan belajar sampai akhir hayat. Jangan menyerah!

Sabtu, 28 Maret 2020

Aku bukan apa-apa & siapa

Ada yang menulis hingga 20 cerpen per bulan SMP. Bener-bener produktif. Lalu dia menjadi pimpinan redaksi Annida. Berkaca dari situ, ternyata aku bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Hu hu hu

Namun akan berubah 2024 ini insyaAllah ke arah yang lebih baik. Menjadi apa-apa & siapa-siapa.
 Karena aku punya tekad. Niat. Lillahita'ala.

Sabtu, 22 Februari 2020

Ringkasan Buku “POLICY MAKING: Mengubah Negara Biasa Menjadi Negara Unggul”, yang juga membahas Game Theory dalam Perumpamaan Antar Negara di Era Global.



  1. Keunggulan tiap negara ditentukan oleh kemampuan negara tersebut dalam menghasilkan kebijakan-kebijakan publik yang unggul.
  2. Lebih penting dari penguasaan teknis, perlu diketahui ada 11 kriteria kualifikasi analis kebijakan yang handal (Patton & Savicky, 1992).

  3. Game Theory adalah peraturan-peraturan/kebijakan-kebijakan (yang pada akhirnya membangun situasi bersaing dari 2 atau beberapa orang) untuk memaksimalkan kemenangannya sendiri/meminimalisir kemenangan lawan.
*catatan: gimana wujudnya negara-negara di situasi era global ini, kebijakan-kebijakan menyesuaikan antar negara satu sama lain (itu sebabnya ada kerjasama antar negara, perubahan kebijakan internal, dsb)—kelihatannya amat bergunanya kalo paham cara baca situasi dunia internasional; jadi kebijakan dalam negeri ga terombang-ambing; dan Indonesia masih bervisi sesuai Pembukaan UUD 1945: mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut memelihara ketertiban dunia. Selain merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Singkatnya, Game Theory itu bentuknya:
a.       Kalo negara A kebijakannya diem; negara B juga diem; keduanya sama-sama stabil.
b.      Kalo negara A kebijakannya berubah; negara B juga diem; mempengaruhi negara B, maka negara A lebih unggul dari negara B.
c.       Kalo negara A kebijakannya berubah; negara B juga berubah; keduanya sama-sama bersaing, bisa stabil bisa engga, karena ingin sama-sama unggul.
**bersaing itu ada dengan mengubah kebijakan yang dilandasi “pure strategy” dan “mixed strategy”. Ini menarik dibahas, seperti dalam kasus Sipadan-Lingitan (entah kenapa Indonesia itu kok tipikal kalo masalah ke permukaan, baru turun tangan).

  1. Klaster manajemen negara Indonesia sampai dengan era SBY (dan sebagian era Jokowi—karena buku ini terbit tahun 2015).
  2. Ada 10 contoh prestasi unggul dengan membuat dan menerapkan sejumlah kebijakan (Indonesia dan negara lain).




Powered by mp3skull.com