Dengarkan
curhatku tentang dirinya…
Betapa lelahnya….dirujuk melulu….
(nada “Dengarkanlah Curhatku”—lagu….)
Ya, tulisan
di bawah ini tidak lain merupakan curhatanku, saat dirujuk melulu ke RS A, B,
C, D hingga bisa-bisa dihitung lebih sebulan. Dengan BPJS, tingkat 1 loh
padahal. Jadi PNS gini amat.
Perjalananku
mencari penyembuhan skoliosis yang diketahui dari SMP kelas 2, berawal dari
tahun 2014 di RS Siaga, Pejaten. Saat itu aku sedang skripsi. Kalau aku tak
memaksa pada ortu, tak akan tahu lagi kisahku sekarang. Jadi, disana setelah
diperiksa, disarankan dengan badong atau semacam alat untuk memperbaiki tulang
belakang dari gips.
Setelah
sekitar sepekan jadi, dan menghabiskan dana yang tidak sedikit untuk pembuatan alat
tersebut, aku menggunakan sesekali, dan ternyata tidak terlalu berdampak
(karena jarang pakai sebab panas!). Jujur saja, aku kecewa, karena ortuku tidak
perhatian—akibat krisis finansial keluarga. Jujur, aku pernah menolak cowok
yang kusuka saat SMP karena kasian dengannya kalo sama cewek cacat kayak aku. Sampai
kuliah berakhir, aku masih suka dengannya—dan membuatku kurang perhatikan
penampilan (tidak peduli untuk gaet lawan jenis lagi).
Ya,
sekarang umurku 30, dan aku belum menikah. Setidaknya aku masih punya karir. Untuk
apa menikah, kalau makan aja malah tambah susah? (ups, kalo ini makruh kali ya,
nikah kayak gini).
Dan kembali
lagi ke cerita skoliosisku. 2017, saat aku di Kantor LBP, sempat aku usahakan
untuk berobat. Tapi lama sekali hidup rasanya, begitu mendapatkan hasil rontgen,
aku tak lagi berobat (mungkin karena lupa ke RSUD Ps.Minggu—karena ada suatu
hal tak terduga).
Tahun 2022,
setelah aku keterima PNS di Kementerian, kupaksakan diri untuk berobat. Dari
RHC, drujuk ke JMC, lalu ke RSUD Pasar Minggu, lalu ke RSUP Fatmawati.
Kira-kira semua total sebulan lebih hingga aku sampai ke Fatmawati. Karena di
RSUD Ps.Minggu aku 2 kali kesana—pertama konsul dokter+rontgen; kedua dirujuk
untuk rontgen kembali ke RSUP Fatmawati. Jadi, hari ini, tepatnya tanggal 23
Maret 2022, aku kembali ke sana.
Menyebalkannya
tak bisa langsung daftar online, karena kucoba online registrasi, tak bisa
bisa. Gak tahunya, memang belum punya, wkwk (Padahal daftar online sampe 3 hari
berturut-turut ngototnya, dan sampai watsapp ke RSUP Fatmawati, kurang
menerangkan). Malah hari ini ke sana, eh, daftar manual, tak dapat hari ini,
jadi malah pekan depannya.
Drama lagi
hari ini. Begitu sudah membuat kartu RSUP, dan menaruh manual ke Poli Orthopedi,
aku baru ingat hasil rontgennya tertinggal! Jadi pulang dulu, lalu balik lagi.
Memakan waktu sejam. Lalu, begitu sampai sana lagi, ternyata cuma dijadwalkan!!!
(KARENA MANUAL). Jadi, hasil rontgen yang kubawa tidak terpakailah, karena
belum konsultasi dokter. Wah, disaat itu kumerasa bodoh. WKWKWKW.
Demikianlah,
petualanganku selama sebulan. Lucunya, kalau tidak ada Tindakan dari RSUP Fatmawati,
nanti kata dokter di RSUD Ps.Minggu, di Fisioterapi di RSUD Ps.Minggu saja. Lah…..jadi
aku hanya rontgen aja disanakah???! WKWKWK. NGAKAK.
Lama, dan
antri. Paling tidak suka menunggu. Huhuhuhu. SEMANGAT 😊