banyak tau info, jadi dongdong mau ikut semuaaa XDDD -_- sebenernya cukup pilih 2 aja/bulan biar lebih fokus. Oh, ayolah, ini mumpung masih belum 30an tahun, penasaran banget kalo gak dicoba! *berapi-api*
btw,, kejadian-kejadian dalam hidup gw tiba-tiba terkonektivitas oleh otak. Antara fokus, tidak fokus--tidak fokus yang berimbas bayang-bayang abstrak, keabstrakan teratasi dengan feeling, dan suara yang muncul dalam hati *halah
Beberapa conversation gw sama temen pas kul kardig: (A= gw; B1= orang 1/cewek; C= orang 2/cowok)
B = "Tadi pak dosen tanya apa A ke Anwar?" (Anwar ini abis jawab pertanyaan dosen, trus dosennya cercar sampe jalan ke belakang kelas. Ini tumben-tumbennya gw duduk disamping B--dibelakang. Asik juga sih~)
A = "oh, itu tadi,,, errr----kayaknya... +trus gw ngomong gak jelas kayak kumur2 haha,, karena gw antara takut salah nerangin, dan gw paham atau gak nya gak jelas.. tapi kayaknya gw paham. Tapi sebenarnya gw paham. Ehhh gak jelas banget deh pokoknya!!+"
B = "...." (sedetik diam, 2 detik tak berkutik, detik ketiga gw masih diliatin)
A = *keringet dingin--eh ini lebai ding* (Akhirnya gw kasih tau dosennya tanya apaan)
B = "Trus, menurut lo , A, gimana?"
A = "Menurut gw sih enggak bener, soalnya blablabla....." (disini gw ngomong lebih cepet karena gw sebenrnya ngerasa yakin sama jawaban ini, tapi gw agak ragu karena mikir siapatau salah--tapi aslinya gw tau itu bener. Nah loh, yang baca pada bingung kan gw ngomong apa?? HAHAHA -ketawa iblis- *just kidding)
B = "Nah itu lo tau, A. Kasih tau dosennya gih."
A = "??"
B = "Lo itu ya, A, kalo punya ilmu jangan disimpen sendiri..dibagiin..."
A = "............" seolah kalah telak *dalam hati gw mikir, gw bener toh? Padahal itu asli feeling gw, dan intuisi gw.. Alias gw agak berimajinasi.*
*hayoloh yang pada baca tulisan ini, pada bingung kan?? wkwkwkw
Setuju kalo ilmu itu universal. Tapi penghargaan terhadap ilmu kini diperjualbelikan menjadi sebuah komoditas yang menghidupi penguasanya.
Hari ini kejadian lagi, saat kul praktikum kardig.
Gw ketinggalan ngerjain step dosen, jadi gw mending liatin aja daripada ketinggalan. Jadilah jadi. Saat temen samping kanan gw tanya soal gimana caranya munculin koordinat inset, gw bilang aja klik kanan properties. Asli ini gw ngomong, tapi yang mikir bukan otak gw, tapi alam bawah sadar gw. Feeling kali ya, apa intuisi?
Dan mendadak gw bilang ke temen gw itu, "eh! padahal gw ngasal loh!" trus gw ngetawain--dia jg ngetawain ...
pernah gak sih lo liat orang kalo ketawa kayaknya manis? *gula kali*
gw kalo liat nih orang ketawa, jadi berimajinasi anime
Intinya, gw sering banget di jurusan gw ini, melakukan hal-hal dibawah sadar gw--alias seringbanget karena kadang ga terlalu fokus, gw jadi dikendalikan alam bawah sadar. Eh maksudnya bukan gw kesurupan atau gimana, tapi gw lebih ngelakuin sesuatu berdasarkan intuisi gw.
Kalo intuisi gw lagi bicara sama gw, gw malah nolak--dan jadinya salah. Kayak tadi pas ke penerbit, gw nyasar lagi gara-gara gak patuh sama intuisi gw.
Ngomong-ngomong soal feeling.....
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~there's one thing I full so sorry to myself--
tidak tau sejak awal
Feeling adalah salah satu hal yang terpenting dalam bermusik. Bisa
dibilang setiap musisi wajib memilikinya. Dengan feeling akan terbentuk
harmoni. Dan tanpa feeling akan sulit membuat lagu terdengar indah
kecuali harus menghafalnya. Bila sudah menguasai feeling dengan baik
kita tidak perlu susah susah menghafal not atau kunci dari sebuah lagu.
Atau apabila mencari chord sebuah lagu kita tidak perlu susah susah
mencari di internet dan menghafalnya satu per satu. Orang yang
feelingnya bagus akan langsung menemukannya dengan mendengar lagu itu
dalam waktu singkat tanpa menghafal. Saat solo juga feeling sangat
diperlukan. Jika indra pendengaran tidak peka maka nada demi nada yang
dihasilkan akan terdengar fals dan membosankan.
Musik itu harmoni, jika satu saja melakukan kesalahan maka hasilnya akan terdengar ganjil. Feeling juga membuat kita sedikit mengesampingkan skill. Skill itu urusan belakangan, dan yang utama adalah bagaimana menjadikan permainan menjadi rapi dan bersih. Tidak harus memiliki skill klas satu dalam bermusik, yang terpenting menjadikan lagu yang kita bawakan menjadi menyatu dan tidak terdengar pecah antara satu pemain dengan pemain lainnya.
Lalu bagaimana caranya melatih feeling itu?
Jujur saja feeling saya juga masih dibawah standar, maklum, IQ paling rendah di sekolah. Kemampuan otak juga berpengaruh terhadap feeling kita. Jika kemampuan otaknya sudah sampai segitu saja, jadi wajar kalau feelingnya masih kurang.
Orang yang memiliki daya kerja otak kurang maka akan sulit melatih feeling seperti orang orang yang feelingnya kuat. Tapi bukan berarti tidak bisa, kata teman saya yang punya feeling dewa sih caranya melatih feeling biar mantep itu salah satunya dengan banyak banyak mendengar musik dan ngulik chordnya. Terutama kalau perlu lagu lagu yang susunan chordnya aneh dan tidak biasa.
Musik itu harmoni, jika satu saja melakukan kesalahan maka hasilnya akan terdengar ganjil. Feeling juga membuat kita sedikit mengesampingkan skill. Skill itu urusan belakangan, dan yang utama adalah bagaimana menjadikan permainan menjadi rapi dan bersih. Tidak harus memiliki skill klas satu dalam bermusik, yang terpenting menjadikan lagu yang kita bawakan menjadi menyatu dan tidak terdengar pecah antara satu pemain dengan pemain lainnya.
Lalu bagaimana caranya melatih feeling itu?
Jujur saja feeling saya juga masih dibawah standar, maklum, IQ paling rendah di sekolah. Kemampuan otak juga berpengaruh terhadap feeling kita. Jika kemampuan otaknya sudah sampai segitu saja, jadi wajar kalau feelingnya masih kurang.
Orang yang memiliki daya kerja otak kurang maka akan sulit melatih feeling seperti orang orang yang feelingnya kuat. Tapi bukan berarti tidak bisa, kata teman saya yang punya feeling dewa sih caranya melatih feeling biar mantep itu salah satunya dengan banyak banyak mendengar musik dan ngulik chordnya. Terutama kalau perlu lagu lagu yang susunan chordnya aneh dan tidak biasa.
Dulu selalu saja diingatkan berkali-kali.
Aku baru tau kalau dalam bermusik lebih baik menggunakan otak kanan kita--dalam hal ini mengasah feeling, lebih prioritas, dibanding skill. Karena tumpuan skill musik adalah seberapa jauh kita apresiasi menciptakan/mendengarkan/melagukan musik itu dengan parameter feel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
merci beaucoup~ :) your opinion's so valuable for me