Dear X

konten 1
konten 2
konten 3
GEOGRAFI (3) cita-cita (1) (1)

Selasa, 07 September 2021

Senangnya menjadi Peneliti

 Enaknya bisa belajar terus, berbagi ilmu untuk mashalat umat--walaupun publikasinya bayar pake kocek sendiri.. wkwk. Kita menjadi motor penggerak kemajuan & perbaikan. 

Perbaikan lingkungan...
Kok aku seperti aktivis lingkungan yang menjelma menjadi ASN di tubuh pemerintahan?
Ya, memang dari sinilah sepak terjang perjuangan yang dianugerahkan Allah SWT.

Lucunya, aku di instansi berkaitan pangan--padahal aku dulu ga gitu doyan-doyan amat makan, aku dikasitau kalo emisi tertinggi sebenarnya dari peternakan yang dari kementerian ini yang mestinya handle, dan lucunya juga, aku dulu ingin punya kebun di belakang rumah, jadi bisa metik-metik kalo mau makan >_<  Aku pernah bilang pas jalan di tangga geo, aku pengen ke desa! (sekarang menyadari, omongan malah terkabul). 

Sebenarnya, aku agak muak dengan masalah kok ga selese-selese ya negara ini (konteks lingkungan). Ternyata mafia itu memang ada. Mafia sampah ditubuh pemerintahan -_- Errrrr, aku serius... baru diceritain sama sodara yang di Pemda Ibukota. Orang-orang kayak gini, disingkirkan akan menyulitkan bagi kita secara pribadi (kalo ga punya backing yaaa), karena mereka sistematis... mending, kita brainstorming biar mereka mikir buat kebaikan diri mereka sendiri. Karena kalo kena juga imbasnya ke mereka.

Ya, dalam mengubah sesuatu kita tidak harus melawan dengan cara-cara keras, tapi POLA PIKIR nya diarahkan pada SEBAB-AKIBAT, yang akibatnya berdampak besar untuk dirinya sendiri. Untuk itulah kemampuan influencer sangat luarbiasa. Juga, dialektika.

Termasuk di Kementerian ini, isunya (karena aku ga membuktikannya sendiri), ada mafia pupuk. Padahal krusial sekali itu pupuk untuk tumbuh tanaman pangan. Salah-salah, efeknya berkelanjutan.

Ini aku "main" (berperan) dimana ya, biar aku bisa implementasikan ilmuku ini, dan (mungkin) menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk memperbaiki lingkungan, tanpa mencederai egosentrisnya manusia (sosial). 

Aku dulu berpikir tentang ilmu lingkungan kan ada 3 aspek, yang suka disebutkan ekonomi, sosial lingkungan. Konsep ini terbalik sebenarnya. Seharusnya lingkungan yang disebutkan pertama, karena lingkungan adalah faktor utama yang bisa jadi variabel sebab dan akibat, yang mana ekonomi dan sosial bisa stagnant kalau lingkungan tercemar. Ini masih pemikiranku secara kualitatis, sih, tapi sebenarnya kalau sudah tau benang-benang merahnya, apa masih perlu kuantitatif pembuktian? Data-data kuantitatif itu memang untuk meyakinkan orang, agar mau berpihak pada pemikiran kita, sehingga bertindak (action). Namun, jangan lupa, data aja suka salah atau kalau ga salah, ada kemungkinan bisa dimanipulasi saat proses pembuatan data (intinya Wallahuálam). 

Kita ini anak-anak jurusan geografi, memegang data krusial, ditempatkan pada titik-titik data center instansi, sebenarnya bisa saja kalau mau membuat suatu TIM KHUSUS untuk PERBAIKAN DATA NASIONAL. Oh, ya, ide ini paling menarik untuk direalisasikan. Sayangnya aku tak punya wewenang. Apa surat pada Bapak Djokowi akan berimpact? 

Tak perlu mencari keuntungan sepihak, ini demi tempat tinggal kita yang lebih baik. Aku bermimpi (bercita-cita) saat keluar rumahku di Jakarta, udara segar lah yang menyambut--bukan polusi! Kurasa mimpiku, adalah mimpimu juga, jika kamu menyayangi kesehatanmu :)

*with love

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

merci beaucoup~ :) your opinion's so valuable for me



Powered by mp3skull.com