Sebenarnya ini tidak terjadi sekali atau dua kali, tapi ijinkanlah saya bercerita dan kembali bernostalgia dengan memori!
Dulu saat SMP, saya punya Sahabat, dia Perempuan, dan dia menjadi seorang model majalah remaja. Kami sama-sama menyukai seseorang yang sama. Bedanya, saya tidak pernah menceritakan pada orang-orang tentang perasaan saya, dan dia menceritakannya pada teman-teman geng kami.
Singkat cerita, diketahui bahwa gebetan kami itu ternyata suka pada saya. Saya, yang bodohnya sangat pemalu dan sangat jarang berkomunikasi dengan lawan jenis (pada masa itu), hanya diam saja, tapi tidak dipungkiri cukup senang.
Namun, sahabat saya ini, yang awalnya memperlakukan saya baik dan ramah, sepertinya mulai menjauh, dan sengaja membuat hoax agar orang-orang menjauhi saya. Dia mulai menyebarkan gossip, dan hal ini membuat saya kesulitan. Saya tau info tersebut dari Sahabat saya semasa SD yang juga menjadi teman satu SMP.
Memang menyebalkan, pada akhirnya, saat orang iri dan dengki, orang yang baik berubah menjadi tidak baik. Mulai saat itu seharusnya, tidak perlu lagi saya berurusan dengan orang yang iri dan dengki pada kita.
Sayangnya, hal ini kembali terjadi di kantor saya.
Saya punya sahabat, beda angkatan. Saya menganguminya, dia cerdas dan cekatan. Namun, kesalahan saya adalah memperbolehkannya mengetahui banyak hal tentang saya, sehingga membuatnya menganggap saya saingan. Waktu itu dia membaca CV saya yang mana memiliki banyak pencapaian, dan karya-karya saya.
Saya pikir dia cukup baik dan tulus. Nyatanya, setelah saya menikah banyak hal berubah. Bahkan sebenarnya sebelum itu. Sayangnya saya tidak menyadarinya, bahwa dia “mengendarai” eksistensi saya untuk dikenal orang-orang dan maju sendiri di kantor.
Dia bahkan pernah menceritakan rahasia saya pada orang-orang, dan ikut membuatnya sebagai lelucon.
Pada di waktu lalu, saya pernah menjadi orang yang tertutup, tapi saat di tempat kerja, saya mencoba berbaur dengan agak terbuka, justru itu menjadi suatu hal yang salah. Pada akhirnya, bagaimana pun dan dimana pun, banyak orang yang tidak tulus, dan ada secuil iri di hatinya, bahkan lebih parah lagi kalau dengki, maka orang-orang itu perlu kita beri batasan pengetahuannya atas hidup kita.
Yang pasti adalah, belajar untuk tidak update status kehidupan kita, terkadang menjadi suatu hal yang menyenangkan dan privat. Dan tentu saja, dimanapun, waspada dan berhati-hati itu perlu.
Banyak orang dalam kehidupan berbicara di depan yang manis-manis tentang diri kita, tetapi di belakang bagaikan serigala. Apakah kehidupan kantor memang se-toxic itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
merci beaucoup~ :) your opinion's so valuable for me