Dear X

konten 1
konten 2
konten 3
GEOGRAFI (3) cita-cita (1) (1)

Senin, 28 Oktober 2024

Sekarang aku menyadari bahwa orang dewasa itu....

... berbeda dengan anak-anak.

Orang dewasa memiliki intrik hubungannya masing-masing. Lucunya masih mirip dengan kekanak-kanakan. Namun, orang dewasa yang NORMAL adalah yang tidak mengurusi urusan orang lain sampai ke batas-batas privacy yang tidak diperlukan. Karena dia memiliki hidupnya sendiri yang layak untuk diperlakukan secara layak.

Di dunia orang dewasa, terkadang tidak seberapa menyenangkan apabila di Indonesia. Banyak drama. Banyak mengulas kehidupan orang lain. Orang-orangnya "kurang" karena dikatakan bahwa, orang yang layak berbagi cerita tentang GAGASAN, bukan PRIVASI orang lain.

IDE/GAGASAN adalah yang selama ini aku impikan memiliki kehidupan, dan orang-orang sekitar yang penuh dengan gagasan menarik, sehingga bisa terkoneksi satu sama lain. 

Bukannya orang-orang yang sudah tidak suka dengan kesuksesan orang lain, suka bergunjing, atau menjatuhkan karir orang lain baik dengan santet maupun non-santet.

Semoga kehidupanku ke depan lebih baik dari sekedar hidupku masa kini. 

Adalah menarik saat menjadi diriku dahulu yang tidak terlalu terlibat dalam kehidupan orang lain, tetapi beralih ke ide-ide dan gagasan menarik. Hey, di dunia ini ada hal-hal menarik, bahkan bisa jadi menghasilkan daripada mengomentari orang lain yang membuang-buang waktu.

Menjadi "dewasa normal" penuh gagasan, ide, dan realisasinya adalah passionku.

Menjadi seorang yang pernah indigo, dan kemudian ditutup oleh permintaan orangtuaku, menjadikanku orang normal yang agak "melemah" dari segi ketajaman feeling atas tindakan jahat orang lain terhadapku. Pada suatu hari aku keluar dari lorong lt.bawah kantorku, dan seorang teman kerjaku memberiku nasehat untuk terus membaca Yasin. Saat beberapa waktu kemudian kuulik, mungkin aku adalah salah satu korban kejahatan dari kolega kantor yang tau, potensiku tapi tidak menyukai untuk dilangkahi olehku. Ya, mereka bersikap baik di depanku, tetapi di belakang membicarakanku. 

Yang lucunya, orang yang pernah membicarakanku itu, justru meminjam uang sekian juta  akhirnya.. jadi, lo jahatin siapa, lo minta tolong ke siapa. Kadang-kadang mulut itu perlu dijaga, karena ga ada yang tahu masa depan siapa yang akan menolongmu. 

Menjadi dewasa itu juga harus melek finansial. Aku punya teman yang kebiasaan minjam uang, walaupun hanya Rp200.000, tapi ga baik juga kalau kita biasakan meminjam terus menerus ke kita, bukan? Jadi, hanya sekali saja kemarin dulu kupinjamkan, sisanya kuinfokan saja bagaimana mengelola finansial yang baik. Dibaca apa engga, itu perkara belakangan. Yang penting mulai menyadarkan orang-orang semacam ini.

Padahal, berdasarkan hitunganku, kalau kita rajin menabung tiap bulan Rp1.000.000 dengan compouding interest sekian persen, bisa dalam jangka waktu 30 tahun menjadi >1Triliyun. Asalkan mau, konsisten, dan gak grasa grusu boros dan main tarik aja. 

Tergantung maunya orang, kebiasaan menahan diri dari berbagai gaya hidup yang gak penting-penting amat (mungkin bisa dibilang agak frugal living). Bahkan, di informasi sebuah Youtube (sebelum pembuktianku tadi) ada yang Rp200.000 dengan Compouding interest 4% (diluar pajak ya!), bisa mencapai mendekati 1Triliyun dalam jangka waktu 30 tahun juga. 

Menarik bukan?

Kita rata-rata bekerja dari umur 20  tahun, let say, 22 tahun --kalau ditambah 30 tahun = 50 - 52 tahun. Di 15 tahun pertama, dengan cara yang saya modifikasi tadi, bisa mencapai 1M, dan justru dengan tambahan waktu yang sama (+15 tahun), bisa mencapai 1T lebih. 

Menarik bukan? 

Yang berminat, bisa kirim emailnya di kolom comment, nanti saya insyaAllah bantu kirimkan Excel perhitungannya. 

Selamat Menjadi Dewasa!

Kamis, 19 September 2024

Pada akhirnya kita tahu asli orang

Sebenarnya ini tidak terjadi sekali atau dua kali, tapi ijinkanlah saya bercerita dan kembali bernostalgia dengan memori!

Dulu saat SMP, saya punya Sahabat, dia Perempuan, dan dia menjadi seorang model majalah remaja. Kami sama-sama menyukai seseorang yang sama. Bedanya, saya tidak pernah menceritakan pada orang-orang tentang perasaan saya, dan dia menceritakannya pada teman-teman geng kami.

Singkat cerita, diketahui bahwa gebetan kami itu ternyata suka pada saya. Saya, yang bodohnya sangat pemalu dan sangat jarang berkomunikasi dengan lawan jenis (pada masa itu), hanya diam saja, tapi tidak dipungkiri cukup senang.

Namun, sahabat saya ini, yang awalnya memperlakukan saya baik dan ramah, sepertinya mulai menjauh, dan sengaja membuat hoax agar orang-orang menjauhi saya. Dia mulai menyebarkan gossip, dan hal ini membuat saya kesulitan. Saya tau info tersebut dari Sahabat saya semasa SD yang juga menjadi teman satu SMP.

Memang menyebalkan, pada akhirnya, saat orang iri dan dengki, orang yang baik berubah menjadi tidak baik. Mulai saat itu seharusnya, tidak perlu lagi saya berurusan dengan orang yang iri dan dengki pada kita.

Sayangnya, hal ini kembali terjadi di kantor saya.

Saya punya sahabat, beda angkatan. Saya menganguminya, dia cerdas dan cekatan. Namun, kesalahan saya adalah memperbolehkannya mengetahui banyak hal tentang saya, sehingga membuatnya menganggap saya saingan. Waktu itu dia membaca CV saya yang mana memiliki banyak pencapaian, dan karya-karya saya.

Saya pikir dia cukup baik dan tulus. Nyatanya, setelah saya menikah banyak hal berubah. Bahkan sebenarnya sebelum itu. Sayangnya saya tidak menyadarinya, bahwa dia “mengendarai” eksistensi saya untuk dikenal orang-orang dan maju sendiri di kantor.

Dia bahkan pernah menceritakan rahasia saya pada orang-orang, dan ikut membuatnya sebagai lelucon.

Pada di waktu lalu, saya pernah menjadi orang yang tertutup, tapi saat di tempat kerja, saya mencoba berbaur dengan agak terbuka, justru itu menjadi suatu hal yang salah. Pada akhirnya, bagaimana pun dan dimana pun, banyak orang yang tidak tulus, dan ada secuil iri di hatinya, bahkan lebih parah lagi kalau dengki, maka orang-orang itu perlu kita beri batasan pengetahuannya atas hidup kita.

Yang pasti adalah, belajar untuk tidak update status kehidupan kita, terkadang menjadi suatu hal yang menyenangkan dan privat. Dan tentu saja, dimanapun, waspada dan berhati-hati itu perlu.

Banyak orang dalam kehidupan berbicara di depan yang manis-manis tentang diri kita, tetapi di belakang bagaikan serigala. Apakah kehidupan kantor memang se-toxic itu?



Powered by mp3skull.com