- Keunggulan tiap negara ditentukan
oleh kemampuan negara tersebut dalam menghasilkan kebijakan-kebijakan
publik yang unggul.
- Lebih penting dari
penguasaan teknis, perlu diketahui ada 11 kriteria kualifikasi analis
kebijakan yang handal (Patton & Savicky, 1992).
- Game Theory adalah
peraturan-peraturan/kebijakan-kebijakan (yang pada akhirnya membangun
situasi bersaing dari 2 atau beberapa orang) untuk memaksimalkan
kemenangannya sendiri/meminimalisir kemenangan lawan.
*catatan: gimana wujudnya
negara-negara di situasi era global ini, kebijakan-kebijakan menyesuaikan antar
negara satu sama lain (itu sebabnya ada kerjasama antar negara, perubahan
kebijakan internal, dsb)—kelihatannya amat bergunanya kalo paham cara baca situasi
dunia internasional; jadi kebijakan dalam negeri ga terombang-ambing; dan
Indonesia masih bervisi sesuai Pembukaan UUD 1945: mewujudkan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut memelihara ketertiban dunia. Selain
merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Singkatnya, Game Theory itu
bentuknya:
a. Kalo
negara A kebijakannya diem; negara B juga diem; keduanya sama-sama stabil.
b. Kalo
negara A kebijakannya berubah; negara B juga diem; mempengaruhi negara B, maka
negara A lebih unggul dari negara B.
c. Kalo
negara A kebijakannya berubah; negara B juga berubah; keduanya sama-sama
bersaing, bisa stabil bisa engga, karena ingin sama-sama unggul.
**bersaing itu ada dengan
mengubah kebijakan yang dilandasi “pure strategy” dan “mixed strategy”. Ini
menarik dibahas, seperti dalam kasus Sipadan-Lingitan (entah kenapa Indonesia
itu kok tipikal kalo masalah ke permukaan, baru turun tangan).
- Klaster manajemen negara
Indonesia sampai dengan era SBY (dan sebagian era Jokowi—karena buku ini
terbit tahun 2015).
- Ada 10 contoh prestasi
unggul dengan membuat dan menerapkan sejumlah kebijakan (Indonesia dan
negara lain).