Well, menjadi mahasiswa S2 bukan suatu hal yang mudah. Tentu, kalau ternyata adalah benar-benar otodidak!! (jika kamu mengerti maksudku). Sialnya, begitulah semester ini dimulai. Kosong, kosong dan kosong.
Hari minggu yang lelah mempersiapkan CPNS--yang mana malamnya aku malah mimpi ga lolos tes BPN...hikss (kawan, doakan saya ya...bisa lolos). Namun, minggu bukan minggu namanya kalo belajar mulu! fufufufu. Alhasil saya menemukan something new interesting for me! --> AUSIE PROPERTY EXPO!
Oke, tadinya gue ngajakin Ana, temennya temen gue pas kita sempet traveler bareng di Malioboro beberapa bulan lalu. Abis ditelpon sama pihak developernya, doi mundur. Nasib-nasib. Akhirnya gue bareng sodara gue. (LOL)
Sudah dipastikan acaranya keliatan eksklusif. Ah, lebay sih kalo dibilang ekslusif. Dia cuma nyewa tempat disana kok... selama 3 hari full booking. Tapi selebihnya ya gitu aja. Namanya juga orang usaha jualan kan, biar tertarik di pangsa kelas atas jadinya gitu strateginya.
Seneng sih sama presentasinya, dia art nya cukup bagus, dan di lantai ditaruh peta, dan ditembok dipajang poster-poster apartemennya. Namun, perlu digarisbawahi, ini bayar DP 10% dulu dari sekitar 6.000 US dollar Ausie, belum termasuk pajak, biaya lawyer, syalala~ gue itung-itung sih bisa 4M kelihatannya.
Kalo di Jakarta udah dapet rumah yaa....hahahaha. Wepps,, disana tapi kualitasnya bagus ada dapur merk bagus dari Jerman, ada mesin cuci, dst. Kalo kata sodara gue lama dia bikinnya. DP Oktober 2017 jadi baru 2020. BEP nya dapet kapan tuh... yaa walaupun jadi 2018, tapi dan biaya sewa dapet selama 12 bulan, tetep aja book. itu kita bayar DP dari 10% dikali 4M dulu alias 400juta dulu. Kebayang gak, kerja kayak apa---kecuali lo punya banyak warisan or aset surat-surat berharga kaaaan. Punya perusahaan sih ga ngejamiin.
Namun dipikir-pikir pangsa pasarnya Indo mungkin cukup menjanjikan, jadinya mereka jual di Indo. Sayangnya, diulik-ulik sama gue, ternyata target pasarnya lebih buat pegawai sekitar apartemen yaitu pegawai lawfirm dan finance. So, kita mesti selidiki dulu, salary mereka rata-rata tiap bulan berapa, gaya hidup gimana, dan juga mau gak nya (kecenderungan) mereka keluar biaya buat apartemen disana gitu. Lebih suka sharing room or private.
Disini kan kalo orang luar Ausie mesti belinya baru propertinya. Jangan lupa sama pajak pemerintah Indo kalo kita punya aset luar negeri. Jaman Sri Mulyani beda, bro!
ya, ya, ya.. secara gue masih belajar dan belajar itu ada eror, maka maklum aja kalo gue gini nulisnya...hehehe.
Oh, Tuhan, kenapa financial planning ga diajarin sama ortu kita dari kita jaman bayi sih...hahaha. Setidaknya pas SD dimana kita punya duit buat jajan. Inget kan gue dulu angpao gue 100.000 jaman 6 SD, *udah sejuta kali ya sekarang---gyahahaha *ngarang*. dan tahun berikutnya gue nyadar ga bisa beli barang gue bisa gue beli barang taun lalu. Wahai anak-anak, tidakkah kau sadar akan INFLASI? *ini sih kata-katanya buat gue banget jaman bocah ingusan SD.
Intinya, mau lo investasi dimana pun pertimbangin, karena jaman sekarang ga gampang ngumpulin duit, dimana lo tertarik barang sana sini--alhasil mau nabung or invest akhirnya kandas. CONTOH gue, udah kerja magang dari taun 2011, tapi gue ga gitu nyisihin sampe 2017. Emang sih, dapet itu duit buat daftar ke tanah suci. Tapi kesana 20 taun lagi, mau apa lo?? Dapet piano petrof lumayan juga lah klasik gitu, tapi gue ga kemana-mana booo....wahai anak muda, lebih pilih duit jadi barang apa pengalaman di negeri orang? Mana akhirnya pas baca pemerintah pakai dana haji buat infrastruktur gue cuma bisa misuh-misuh ga jelas, JKW benar-benar berani ambil risiko yah... Entah mau salut apa gimana, tapi itu duit keringet pak....huhu...... Yaudah sih, masih 20 taun lagi.
Artinya lo liat kan gue SALAH STRATEGI. Kalo gue tinggal di Jepang skian tahun atau Eropa, gue bisa haji backpacker bahagia ke tanah suci. MANA GUE TAU KAN MATINYA KAPAN? *ups. Capslok.
Ya Allah, aku syediiih,,.....kok hidup ini gue main-main mulu yaaaaa rasanya... Main-main sok2-an belajar rajin, ngerjain soal buat nilai terus udah. Emang hidup makan dari nilai??
Makanya gue mau jadi penulis aja hahaha, buat nyadarin generasi milenial buat ga bego-bego amat kayak gue. Wkwk. LO LO YANG BACA INI, mesti belajar buat financial planning! Jangan mau tanah lo sendiri nanti diambil orang--pasti lo belom tau kan negara udah mulai kolaps dengan pinjem lagi, makanya dimana2 hobi deh tu DOI vs PAJAK. Gak salah sih, biar ga bangkrut....ya tapi dari lo nya juga dong, diajarin financial planning dari kecil. Biar punya aset di negara sendiri. BAYANGIN, 0.2% doang tanah milik KITA. Sisanya you know who lah.
Abis tau "how the wolds works" gue jadi sesedih Michael Jackson....pas nulis lagu HEAL THE WORLD. Rasanya gue gelisah mulu. Ya, harus adalah yang gue lakuin. Makanya gue nulis ini buat lo yang singgah baca. hehe.
Ini bukan main-main loh. Financial Planning lah dari barang yang ril. Jangan utang sana sini. Utang itu palsunya kekayaan. Belajarlah dari sejarah. Cintai dirimu dengan kembangkan potensinya. Jadilah ahli. Indonesia ini butuh banyak ahli, dari situ nanti, kamu bisa dapetin modal,. Modalnya kamu puter....alias investasi OK. Cari partner yang amanah. Cari transaksi yang aman dan nyaman.
Jaman sekarang orang udah kayak orang gila. Fitnah dimana-mana karena orang yang jahat pegang duit berlebih. Mengerikan. 98% media massa dikuasai oleh mereka. JADILAH ORANG KRITIS. Jangan jadi orang lemah. Jadilah kuat. Sekuat tapi ga gampang marah ;)
LOVE YOU ALL MY PEOPLE (INDONESIA)
Dear X
Minggu, 15 Oktober 2017
Minggu, 27 Agustus 2017
Dialektika
Berterimakasihlah pada Plato, murid Socrates yang berkatnya kita bisa mengetahui karya-karya Plato (pemikiran, dialog, dsb).
Plato sendiri, ahli filsafat yang tidak pernah meninggalkan tulisan-tulisan.
Socrates mengadakan dialog-dialog dengan siapa saja. Metode pokoknya ialah tanya jawab; dengan kata lain "dialog" atau "DIALEKTIKA". Beberapa tahun lalu, saya pertama kali mendengar istilah ini di organisasi @ksm_eka_prasetya_ui sebagai judul buletinnya. Awalnya berpikir itu adalah nama yanh cantik, tanpa benar-benar mencaritahu apa makna dibaliknya.
Nyatanya, ternyata apa yang sering saya lakukan dengan orang-orang yang saya anggap lebih tahu dari saya, atau obrolan selintas dengan metode dialog, termasuk kedalam dialektika.
Kita tau, bahwa tanya jawab adalah suatu perkataan/konsep; dialektik adalah jalan merumuskan perkataan/konsep terkait.
Dialektik/diskusi dilaksanakan minimal 2 orang (tentu saja). Soal si A disebut "Thesis". Kemudian B membahas/mengkritik thesis; bahasannya disebut "antithesis". Thesis & antithesis ini dilakukan berulang, dan diharapkan diakhiri kesimpulan "synthesis".
Lucu juga, saya baru mau thesis. Nemu kayak ginian. Intinya, DIALEKTIKA secara pendek metodenya rangkaian: thesis-antithesis-synthesis.
Atau dengan kata lain: soal-pembahasan-kesimpulan.
Mirip urutan jawaban esai matematika atau fisika ya? Terurut or sistematis.
Sumber:
Capita Selecta.
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan; disusun Prof.R.Slamet Iman Santoso. 1977. Sinar Hudaya.
Jumat, 25 Agustus 2017
Seni vs geografi #curhatan
jadi inget dulu pas tossaka bem fmipa ui ngambil bagian dekorasi... Dan baru tau ngedekor tu ga mudah. Tapi buat yang suka sama karya seni dan ada bakat art nya sih ga masalah mau bikin seberapalama pun (dan mendadak inget jaman smp bikin gambar senirupa pasti sengaja nyediain waktu seharian buat ngegambar). Kalo sekarang, udah lamaa bangeet ninggalin dunia seni...hikss.. Padahal, yang paling bikin bahagia itu kalo bikin dan nemuin karya seni yang indah2 💛 ga tahan buat lama2 ngamatin... Entah salah masuk jurusan apa enggak, tadinya mau DKV ITB.. Padahal dulu suka mikir desain alat2 yang aneh2 hahaha. Asal multifungsi.. Belakangan mikir pulpen multifungsi yang bisa dimacam2in. Mau ngajuin proposal ide juga gak tau kemana, dan benefitnya apa. LOL.
.
Sekarang, di jurusan ini gw masih tanya2 kira2 outputnya yang bisa dipegang itu apa selain paper. Karya seni nya dmn selain peta. Hasil analisa apa punya copyright? Apa punya hak paten? Apa ril nya yang bisa dinikmatin semua orang tanpa harus berusaha mikir "keras". Apa ril nya yang bisa bikin bahagia selayaknya karya seni cantik kalo produknya DKV?
Rabu, 23 Agustus 2017
islamic water management sedang HOT
cuap-cuapan ga jelas di status WA yang isinya bau-bau ilmiah mestinya gue taro di blog aja biar aja rekapannya..hehe. OK!
Ujung-ujungnya cuyy, emang masalah environmental bisa ditanggulangi dengan intervensi sosial--dan efektif lewat agama. Orasi ilmiah Mohamad Mova Al-Afghani, SH, LL.M.Eur, PhD menyebutkan 5 tahun buat mengubah perilaku sanitasi masyarakat yang karakternya keras seperti di Pulau Ende, yang tadinya buang air sembarangan di sepanjang pantai (we called it "the longest line of WC in the world).
Ujung-ujungnya cuyy, emang masalah environmental bisa ditanggulangi dengan intervensi sosial--dan efektif lewat agama. Orasi ilmiah Mohamad Mova Al-Afghani, SH, LL.M.Eur, PhD menyebutkan 5 tahun buat mengubah perilaku sanitasi masyarakat yang karakternya keras seperti di Pulau Ende, yang tadinya buang air sembarangan di sepanjang pantai (we called it "the longest line of WC in the world).
Sabtu, 27 Mei 2017
Masalah Seksi tentang Air
Air. Dibutuhkan semua orang. Untuk hidup. Makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan pun juga membutuhkannya. Bahkan khusus untuk tumbuhan, media tanam apapun asal ada air, ia bisa tumbuh.
Masalah seksi tentang krisis air negara ini sudah pada zaman 1988. Namun, sebenarnya di era Belanda pun krisis air bersih tak terbantahkan mana kala orang-orang belanda mendapatkan air bersih dari tanah, dan orang-orang pribumi malah mendapatkan air dari sungai. Ya, sungai itu mereka melakukan segala kegiatannya bercampur-baur. Mandi, mencuci, minum dll. Agak mengerikan ya?
Masalah air ini menjadi info yang seksi lagi manakala kamu-kamu semua baru sadar kalau hidup kamu-kamu ketergantungan dengan air kemasan. Semakin seksi lagi manakala kamu tahu saat air-air kemasan ini mengorbankan penduduk di sekitarnya untuk menyedot air, dan kemudian airnya didistribusikan ke kota dan dibeli oleh kamu.
Oh, kenapa kita ini tidak bergantung pada wilayah sendiri? Mandiri dengan sumberdaya air yang kita miliki?
Ya, aku lupa bahwa studi-studi menyalahkan kebutuhan air kian mendesak itu selalu dihubungkan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Tetapi tak pahamkah, bahwa jika kita pintar manajemennya (mengelolanya) tak ada masalah. Di luar negeri saja, seperti Eropa, dilakukan pembatasan penggunaan air untuk mandi dalam waktu sekian menit. Di Jepang, industri dilarang menggunakan air tanah untuk keperluan industri.
Sekarang, mari fokus kita ke air yang ada di sekitar kita. Jadi, kamu sekarang mandi dengan air pipa olahan sungai, atau air tanah? Bagaimana kualitasnya? Kamu tahu kan, sungai kita itu keruh dan menjijikkan.. Tapi apa kamu tahu itu semua karena limbah-limbah domestik ikut andil, juga kadang karena kontribusi dari perumahan kumuh, juga karena kontribusi dari industri--bisa jadi industri tidak terdaftar, industri rumahan, maupun industri besar yang kadang-kadang (ternyata) milik para pejabat.
Ah, mau sumberdaya saja jadi takut-takut gini, ya? Cari aman saja, minum air kemasan. Pake air tanah terus. Tapi sampai kapan? Sampai kapan ini semua berlanjut.. Tidakkah kita tanya pada orang-orang yang mencemari air itu, apa bersedia bahu membahu membersihkan sungai dari pencemaran yang dibuat olehnya? Mana ada bapak pemilik industri yang rela nyebur ke sungai terus cidukin sampah-sampahnya..
"Peradaban suatu kota bisa kita lihat dari pengelolaannya terhadap daerah aliran sungainya".
Segala yang dilakukan pemerintah dan konsultan lebih suka pada assesment, tapi kurang memberikan solutif. Entah kenapa? Memang tiap orang pasti JIJIK kalo disuruh bersihin sungai. Udah bau, kotor, bikin gatel lagi! Mendingan bayar orang aja deh..
Secara gak langsung kita itu sudah diguritai oleh "kemanjaan" terhadap air tanah dan air kemasan. Air kemasan, yang berarti, kita suka pada privatisasi air. Privatisasi air yang berarti, kita setuju bahwa tanah-tanah dengan pegunungan sana dari airnya berasal dari aliran sungai, menjadi sawah tadah hujan... implikasinya pada swasembada pangan. Keterkaitan erat dengan kurang ketahanan pangan. Lalu gimana ngatasinnya? Impor?
Ah, ironi. Mau pembangunan berkelanjutan kok, ya, fakta soal air aja masih melambai. Ada gak TEORI kalo air tanah dan air kemasan bakalan habis stok, lalu kita semua disini bakalan perang memperebutkan air?
Sebelum itu, kenapa kita tidak berkumpul bersama, dan bermusyawarah, seperti layaknya orang Indonesia--yang katanya di buku PPKN senang bermusyawarah--untuk mengatasi semua ini? Banyak kepala, banyak ide, banyak bisa difilter dan dibenahi. Trial and error, layak dicoba daripada gak sama sekali.
Soal dana? Lebih mahal mana saat semua sumberdaya air sudah tercemar, kamu masih mempertanyakan dana?
Masalah seksi tentang krisis air negara ini sudah pada zaman 1988. Namun, sebenarnya di era Belanda pun krisis air bersih tak terbantahkan mana kala orang-orang belanda mendapatkan air bersih dari tanah, dan orang-orang pribumi malah mendapatkan air dari sungai. Ya, sungai itu mereka melakukan segala kegiatannya bercampur-baur. Mandi, mencuci, minum dll. Agak mengerikan ya?
Masalah air ini menjadi info yang seksi lagi manakala kamu-kamu semua baru sadar kalau hidup kamu-kamu ketergantungan dengan air kemasan. Semakin seksi lagi manakala kamu tahu saat air-air kemasan ini mengorbankan penduduk di sekitarnya untuk menyedot air, dan kemudian airnya didistribusikan ke kota dan dibeli oleh kamu.
Oh, kenapa kita ini tidak bergantung pada wilayah sendiri? Mandiri dengan sumberdaya air yang kita miliki?
Ya, aku lupa bahwa studi-studi menyalahkan kebutuhan air kian mendesak itu selalu dihubungkan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Tetapi tak pahamkah, bahwa jika kita pintar manajemennya (mengelolanya) tak ada masalah. Di luar negeri saja, seperti Eropa, dilakukan pembatasan penggunaan air untuk mandi dalam waktu sekian menit. Di Jepang, industri dilarang menggunakan air tanah untuk keperluan industri.
Sekarang, mari fokus kita ke air yang ada di sekitar kita. Jadi, kamu sekarang mandi dengan air pipa olahan sungai, atau air tanah? Bagaimana kualitasnya? Kamu tahu kan, sungai kita itu keruh dan menjijikkan.. Tapi apa kamu tahu itu semua karena limbah-limbah domestik ikut andil, juga kadang karena kontribusi dari perumahan kumuh, juga karena kontribusi dari industri--bisa jadi industri tidak terdaftar, industri rumahan, maupun industri besar yang kadang-kadang (ternyata) milik para pejabat.
Ah, mau sumberdaya saja jadi takut-takut gini, ya? Cari aman saja, minum air kemasan. Pake air tanah terus. Tapi sampai kapan? Sampai kapan ini semua berlanjut.. Tidakkah kita tanya pada orang-orang yang mencemari air itu, apa bersedia bahu membahu membersihkan sungai dari pencemaran yang dibuat olehnya? Mana ada bapak pemilik industri yang rela nyebur ke sungai terus cidukin sampah-sampahnya..
"Peradaban suatu kota bisa kita lihat dari pengelolaannya terhadap daerah aliran sungainya".
Segala yang dilakukan pemerintah dan konsultan lebih suka pada assesment, tapi kurang memberikan solutif. Entah kenapa? Memang tiap orang pasti JIJIK kalo disuruh bersihin sungai. Udah bau, kotor, bikin gatel lagi! Mendingan bayar orang aja deh..
Secara gak langsung kita itu sudah diguritai oleh "kemanjaan" terhadap air tanah dan air kemasan. Air kemasan, yang berarti, kita suka pada privatisasi air. Privatisasi air yang berarti, kita setuju bahwa tanah-tanah dengan pegunungan sana dari airnya berasal dari aliran sungai, menjadi sawah tadah hujan... implikasinya pada swasembada pangan. Keterkaitan erat dengan kurang ketahanan pangan. Lalu gimana ngatasinnya? Impor?
Ah, ironi. Mau pembangunan berkelanjutan kok, ya, fakta soal air aja masih melambai. Ada gak TEORI kalo air tanah dan air kemasan bakalan habis stok, lalu kita semua disini bakalan perang memperebutkan air?
Sebelum itu, kenapa kita tidak berkumpul bersama, dan bermusyawarah, seperti layaknya orang Indonesia--yang katanya di buku PPKN senang bermusyawarah--untuk mengatasi semua ini? Banyak kepala, banyak ide, banyak bisa difilter dan dibenahi. Trial and error, layak dicoba daripada gak sama sekali.
Soal dana? Lebih mahal mana saat semua sumberdaya air sudah tercemar, kamu masih mempertanyakan dana?
Selasa, 21 Maret 2017
Jenis dan komponen Jurnal
JENIS DAN KOMPONEN JURNAL
OLEH : Dr. Abdul Gafur, M.Sc.
A. JENIS-JENIS JURNAL
1. Jurnal yang memuat hasil penelitian
2. jurnal yang memuat kajian ilmiah (non hasil penelitian)
3. kombinasi dari nomor 1 dan nomor 2
BATANG TUBUH ARTIKEL
a) Artikel Hasil Penelitian
-. Pendahuluan (latar belakang dan perumusan masalah)
-. Metode
-. Hasil
b) Artikel Kajian Ilmiah
-. Pendahuluan (Permasalahan, Kerangka Analisis, Sub-sub judul berisi pembahasan)
-. kesimpulan
B. KOMPONEN ARTIKEL JURNAL
1. JUDUL
-. Singkat, Padat, Jelas (max 13 kata)
-. informative, specifik, Conase
-. mencerminkan substansi/variabel karangan,
-. nama penulis tanpa gelar dibawah judul
-. nama instansi asal penulis dan alamat email ditulis di bawah nama penulis
2. ABSTRAK
-. ditulis dalam bahasa inggris dan indonesia
-. satu alenia 100-120 kata
-. abstrak kajian ilmiah berisi permasalahan dan pembahasan secara substansial
-. tujuan, metode dan hasil
-. ditulis kata kunci berisi konsep -konsep penting dalam artikel
3. PENDAHULUAN
-. Latar belakang masalah/permasalahan
-. kerangka teori
-. kerangka pikir
-. hipotesis
4. METODE
-. tempat dan waktu penelitian
-. responden dan cara pemilihannya
-. teknik pengumpulan data dan isntrumen
-. teknik analisis data
5. HASIL
-. deskripsi data (statistik, visual, verbal)
-. Hasil analisis data (statistik, verbal/naratif)
6. PEMBAHASAN/DISKUSI
-. memperkuat jika hasil analisis sesuai dengan hipotesis
-. mencari kemungkinan alasan, rasional jawaban jika hipotesis tidak terbukti
7. KESIMPULAN
-.kesimpulan berupa naratifverbal hasil temuan penelitian
-. implikasi (jika ada)
-. saran (berdasarkan hasil temuan/simpulan)
8. UCAPAN TERIMAKASIH
-. sponsor
-. narasumber
-. responden
9. SUMBER KUTIPAN
-. pastikan materi yang dikutip sumber dicantumkan dalam isi
ekonometri
ini ilmu yang sangat menarik jika dikaitkan dengan geografi.
Ekonometri adalah suatu ilmu yang memanfaatkan metematika dan teori statistik dalam mencari nilai parameter dari pada hubungan ekonomi sebagaimana didalilkan oleh teori ekonomi. Karenanya, dalam praktek, ekonometri mencampurkan teori ekonomi dengan matematika dan teori statistik. Yang perlu diingat bahwa matematika dan teori statistik hanya merupakan alat bantu dalam melakukan analisis ekonometri yang pada hakekatnya lebih merupakan analisis ekonomi.
Ekonometri adalah suatu ilmu yang memanfaatkan metematika dan teori statistik dalam mencari nilai parameter dari pada hubungan ekonomi sebagaimana didalilkan oleh teori ekonomi. Karenanya, dalam praktek, ekonometri mencampurkan teori ekonomi dengan matematika dan teori statistik. Yang perlu diingat bahwa matematika dan teori statistik hanya merupakan alat bantu dalam melakukan analisis ekonometri yang pada hakekatnya lebih merupakan analisis ekonomi.
Langganan:
Postingan (Atom)